Sabtu, 17 April 2010

Cerpen keduaku... ^^


KESETIAANKU=SAHABATKU

Hmmm…. Lihatlah mata itu… coklat bercorak kehitam-hitaman.Bulu matanya yang pajang itu menggapai-gapai kacamatanya dan memandang ke arahku. Yahh…. Aku bisa merasakannya. Oh Tuhan! Apakah dia sdang memperhatikanku? Nggakk.. nggakk mungkin..! aku lah yang lagi memeperhatikannya, berarti nggak mugnkin dida balik memperhatikanku juga…! Maksudku, hal kaya gitu nggak mungkin terjadi ! atau jangan-jangan dia memang lagi memandangku? Nggakk.. nggak mungkin, itu mungkin Cuma khayalanku aja!
Ada ada Tar?”
“Oh, Hei,”  jawabku ketika sahabatku, Mita, tiba-tiba memotong perdebatan antara pikiranku versus hatiku.
“Ayo, Tar, kita ngobrol ama Septian, dia keren banget..!!” ajaknya sambil menarikku.
Apa yang dia bilang? Septian??!! Tidak, ini mengerikan! Kami nggak boleh mengincar cowok yang sama!
“Ayo, Tara! Keburu dia pergi nihhh….”
“Oke…Oke… aku ikut…”
Baiklah, jadi sekarang kami mendekatinya. Aduh, gimana nih? Hatku deg degan banget..! aduh emang apa susahnya sih ngobrol ama cowok? Toh, dia kan juga manusia sama kaya aku. Tapi… Ohhhh…. Lihatlah tubuh itu! Eksotis banget….. >.< dia salah satu manusia terindah di bumi ini. Aku nggak bisa melakukannya, kakiku gemetar.. badanku lemes… aku nggak bisa….
“Mit, aku ke toilet dulu ya.. panggilan alam mendadak nihhh….” kataku tiba-tiba
“Aduh,,, diempet dulu yah…. Keburu bel nihhh.” paksanya.
TEEEEEEEEEETTTTTTT…!!!!!!!
Suara bel tanda istirahat terakhir telah usai.
“Fyuhhh… syukurlah…..” ucapku lega.
“Lhoo, kok malah syukurlah sih? Aku kan nggak jadi ngobrol ma dia!” protesnya.

***
Waktu pelajaran sejarah,
“Ehhh… aduhh… Mit jangan toel-toel ah…ntar dimarahin Nenek Lampir Lhoo…” kataku lirih plus sebal.
“Oh, Tar, tadi liat nggak? Septian tadi kayanya ngliatin aku terus dehh…” critanya.
“Oh… aku rasa juga gitu, heheh…”
“Tar, kayana aku jatuh cinta deh sama dia…” tambahnya lagi.
“Oh… heheh…” jawabku lirih.
Mengapa hal ini membuatku sangat marah? Dia sahabatku. Seharusnya aku bahagia mendengarnya. Padahal kami selalu berjanji untuk nggak akan pernah membiarkan hubungna kami putus gara-gara cowok. Dan aku rasa inilah cobaannya, kesetiaan kami sedang diuji.
***
Hari minggu pagi, kira-kira pukul 06.54 aku dibangunkan dering telepon, yang aku duga adalah Mita dan menelpon untuk mengoceh lagi tentang Septian.
“Hallo?” kataku dengan nada mengantuk dan ogah-ogahan.
“Hai, Tara.” Suara cowok bernada dalam terdenganr di telepon, dan aku langsung tahu itu suara Saptian! Lhoo… kok? Kenapa dia menelponku? Kalau ini untuk menanyakan nomor telpon Mita, maka aku akan langsugn mematikan teleponya.
Tara, kau disana?”
“Yeah.. yeah… aku disini.”
“Nah, apa kabar?”
HAH..?? Dia menanyakan bagaimana kabarku? Okey, akan akau beri tahu bagaimana kabarku! Emmm… aku adalah seorang cewek remaja yang tertekan, yang mengira dirinya punya kesempatan dengan seorang cowok yang menurutnya cukup berkelas. Tapi, sahabatnya juga sedang menyukai cowok yang sama. Semalaman aku menangis meraung-raung dan sekarang mendengar suaranya membuatku semakin gila karena itu mengingatkanku betapa aku sangat menyukainya.
“Oh, aku baik-baik saja, cuma sedang tidur.” Mengagumkan betapa kebohongan itu seolah otomatis melesat keluar mulutku.
“Aku minta maaf karna telah membangunkanmu. Aku menelpon hanya ingin… yahhh….”
Katakan cepat! Akan aku berikan nomor telponnya!
“Oke, begini. Apa kau nanti sore mau nonton denganku?” ajaknya.
Oh Tuhan! Oh Tuhan! Apa yang terjadi? Dia mengajakku kencan? Apakah ini mimpi? Tapi ini nyata! Ini nyata! Ini nyata! Ehmm… sudah.. sudah.. tarik napas.. tenangkan diri dulu.. bersikaplah seperti orang waras.
“Wahh.. kedengarannya menyenangkan.”
“Oke bagus, aku mengunggumu pukul empat. Bye!”
“Bye.”
Aku kencan dengan SEPTIAN??!! Aku nggak percaya!! Ini mengagumkan! Ini luar biasa.. ini… MENGERIKAN!! Aduh gimana dengan Mita? Dia akan membunuhku. Aku harus menelponya.
****
“Mel, aku benar-benar harus bicara denganmu.” Suaraku sama gemetarnya dengan tubuhku, ia tahu pasti ada sesuatu yang tidak beres.
“Kenapa? Apa kau tidak apa-apa?” ia mengkhawatirkanku. Bagus aku akan melukai hati sahabatku.
“Yeah, aku nggak apa-apa kok. Aku hanya ingin memberitahumu kalau Septian tadi menelponku, dan dia ingin…”
“Dia ingin tahu nomor teleponku, ya? Sudah aku duga!”
“Eh, bukan. Ehmm… dia tadi agak aneh.. yahh.. dia mengajakku kencan nanti sore, ehmm sebelum kamu marah aku ingin memberikan penjelasan kepadamu dan aku harap kau mempercayaiku.”
Aku sepenuhnya jujur dengan Mita. Aku menjelaskan betapa aku menyukaiSeptian dan berkali-kali minta maaf karena tidak memberitahunya sejak awal. Bebanku seolah terasa berkurang tapi aku merasa seperti mengalihkannya kepada sahabatku. Keheningan yang panjang setelah itu menyakinkanku bahwa ia takkan menerima permintaan maafku begitu saja.
Setelah tak tahan lagi diam, aku memecahkan keheningan ini dan bertanya,
“Mit, kamu nggak pa-pa kan? Apa yang kamu pikirin sekarang? Pasti kamu benci sama aku ya? Apakah kamu ingin aku batalin kencanku? Apa? Ayo dong, kasih tau aku apa yang harus aku lakuin?”
      Desah napas berat disisi lain sambungan telepon menunjukan tanda-tanda akan menjadi isak tangis kerika aku mendengar suara KLIK! Ia bahkan nggak ngucapin satu kata pun, hanya mematikan telepon. Setelah itu aku tetap terus mencoba menelponnya lagi sebanyak lima puluh kali lebih hanya untuk ingin tahu bagaimana perasaannya. Pasti sakit sekali )= … jujur aku nggak pernah merasa sebingung ini. Pertama kalinya aku mengalami sesuatu yg menggairahkan, tapi hal ini harus menghancurkan satu-satunya hubungan persahabatan dalam hidupku.
****
      “Hallo, Septian…”
      Akhirnya aku menelpon Septian dan menjelaskan semua situasi itu. Dia merasa tidak enak dan setuju untuk menunda kencan kami sore itu. Dia kecewa tapi dia mengerti.
      Setiap hari selama tiga minggu berikutnya, aku selalu berusaha untuk mengajak Mita ngobrol tapi selalu gagal dan itu membuatku semakin frustasi.
      Septian bersikap sangat baik selama cobaan yang aku alami ini. Kami terus saling bertemu dan menjadi sangat dekat. Sementara Mita? Sikap bermusuhannya kepadaku perlahan mulai luruh, tapi kami tetap tidak berteman. Hubungan kami terbatas pada saling sapa di koridor sekolah. Dan kesedihanku karena sudah mulai kehilangan singal persahabatannya juga tidak pernah berkurang. Aku kadang-kadang tanpa sadar tiba-tiba menangis ketika memikirkan apa yang menimpa persahabatan kami. Aku merasa kesetiaan kami memang benar-benar diuji disini. Aku terus bertanya-tanya apakah dia bahkan pernah merindukanku?
      Sekitar seminggu lalu, tujuh bulan sesudah semua terjadi, akumemberanikan diri bertanya kepada Mita apakah dia mau makan siang denganku waktu pulang sekolah nanti. Dan aku sangat kaget ketika dia setuju.
      Kami mengisi waktu makan siang dengan membicarakan hal-hal yang terjadi dalam hidup kami. Obrolan kecil itu berlanjut sampai aku menghantarkannya pulang. Setelah kami berdiri tepat didepanpagar rumahnya, hal yang ingin sekali aku lakuin adalah memeluknya erat-erat supaya dia takkan pernah bisa meninggalkanku lagi. Ketika aku berusaha menekatkan niatku Mita tiba-tiba memelukku serta mengcapkan empat kata yang mengakhiri penderitaanku selama tujuh bulan ini, “Aku benar-benar merindukanmu!”
      Air mataku mulai menetes diwajahku, tapi tak ada kata-kata yang bisa keluar. Ehmmmm… kalau kau bertanya kepadaku apakah kesetiaan itu? Aku akan menjawab dengan lantang kesetiaanku adalah sahabatku. =)

Sabtu, 10 April 2010

Ah.. gue lagi males nulis Blog nihhhh.................................
Hati gue lagi ancur banget....
pengen marah tapi g bisa marah.,,..
Bodoh.. bodohh...!!!
Gue dijadiin tempat pelampiasaannya dia..?
Gue sedih banget...
Hancur banget gue...!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
ahhhh... sejak kapan sie gue ngomong "Gua, Gue, Gua, Gue," Giniii!!!!! g penting banget....

Sabtu, 20 Maret 2010

Puisi dari Mr. ''K" Lgiee..

SAMBUTLAH CINTA YANG LETIH

By: Kensa Gana Pradipta



Dimana aku pergi, dimana aku menoleh

Bagaimana aku menanti, bagaimana aku menanggung

Bilamana aku merasai, bilamana mata meleleh

Bilamana aku termenung, bilamana aku mengarung



Biar pun aku tidur, biar pun aku tertawa

Bagaimana aku belajar, bagaimana aku bergurau

Tak ada aku melupa, tak ada engkau terlupa

Tak lain aku pikirkan, jantung hatiku engkau



Jikalau malam hari, jikalau aku sendiri

Mencuri mata seseorang, membaliki badan yang sakit

Sampai engkau mendera, kekasihku nan kemari

Lah lama aku mencinta, lah lama hatiku pahit



Asmara mana tangan, ulurkan jari yang halus

Trimalah tangan mendamba, sambutlah cinta yang letih

Nak lepas aku merindu, nak putus rangkung yang haus

Biar, biar kupeluk dengan tangan menggigih



Tiada pada aku, tiada harta yang sakti

Ke kakimu aku meangkup, menghantarkan nyawa sebuah

Kekasih, peluk cintaku, percintaan menantang mati

Sah engkau, tidak yang lain

Tempat darah bertumpah….


****

Ini puisi dari Mr. 'K'.. puisi ini katanya menggambarkan perasaan seorang kekasih yang menunggu ato menanti dengan setia kekasihnya yang telah pergi...
hmmmm....
kasihan..
hehehe....

PISAH

PISAH



Kutulis ini dengan resah


Karna aku tau kita akan berpisah


Meski pisah demi asah


Namun hati ini tetap resah






Apakah pertumpahan air mata harus terjadi


Disaat kita merasakan suatu kekuatan misteri


Jujur berat melepasmu pergi


Kabut kegelihasan semakin menaungi






Hmmm,,. Enakkah Kesetiaan itu?


Jikalau akhirnya membuahkan rasa pilu


Setiaku…


yakinkalah padaku kau dapat membantuku






Setia…


Buatlah diriku mengabdi didepan satu nama


Satu cinta yang dapat membuatku bermakna


Kebahagiaan yang takkan pernah terlupa


****
Puisi ini aku buat khusus untuk Mr. 'K'.. puisi ini menggambarkan persaanku sekarng ini... apalagi sebentar lagi kita mau pisah, dan mungkin kita tidak akan ketemu lagi... huhuhu... aku sedih... aku sebel,, aku resah... aku marah... pokoknya sekarng ini campur aduk de.... tapi gpp, kalo jodoh pasti g akan kemana kan? Suatu saat nanti aku yakin kalo aku ma dia jodoh pasti aku ditemuin lagi kok ma dia... apalagi kita kan pisah karena baut ngejar cita-cita... moga-moga aja semua cita-cita yang aku ma dia arepin terwujud... AMIN.. =)

KESETIAANMU

Sorotan matamu melukiskan perjuangan

Sebuah kisah nyata yang nampak seperti khayalan

Asin, pahit, manis, masamnya kehidupan telah kau rasakan

Berat… memang berat mengimbangi neraca kehidupan

Beban Itu terukir jelas dalam sketsa kekeriputan

Namun kau tetap tegar melangkah seolah tak ada keraguan





Terlalu banyak tantangan yang telah Ia uji

Namun kau tetap percaya dan tetap memuji

Apakah gerangan yang membuat kau begitu bernyali?

Untuk menghadapi manusia yang tidak punya hati?

Apakah gerangan yang membuat kau tak berhenti?

Dalam menggayuh kuatnya ruji-ruji?



Aneh…

Manusia itu memang aneh,

Tidak pernahkah kau mencoba untuk menoleh?

Lihat…! Lihatlah…!

Hidupmu sudah seperti sayur Lodeh,

Sengsara, sakit, cerca, sepatu, dan leceh

Sering kau peroleh



Tidak inginkah kau ini untuk kabur?

Tidak enakkah lari dari semua sambaran guntur?

Tidak inginkah kau hidup seperti ubur-ubur

Melayang bebas tak ada yang mengatur

Ah, memang dasar sang penjaga kubur

Kesetiaanmu memang tak pernah terukur

 
 
Ini nih.. salah satu puisi yang aku kirimin di majalah sasana ... besok aku ketikin lagi karya puisi''ku yang lain.. hehheeh... =D

Sabtu, 13 Maret 2010

Chicken Soup

CINTA PERTAMAKU




Andai saja aku tidak mendengarkan perkataan teman-temanku, aku yakin hal ini tidak akan terjadi…

***
Apa yang harus aku lakukan? Kadang aku ini agak bodoh! Aku sering tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh teman-teman sebayaku. Aku suka berimajinasi menjadi orang terpopuler dihadapan teman-temanku. Bagiku berimajinasi itu menyenangkan. Tapi yang terparah, aku telah merusak kesempatanku dengan "K", pacar pertamaku, karna terpengaruh dengan perkataan teman-temanku yang sama bodohnya sepertiku.

"K" mirip dengan anjingku yang sangat aku sukai dan sayangi. Mungkin kejam, aku menyamakan dia seperti anjing, tapi sungguh… aku sangat menyukainya. Aku bersedia melakukan apa saja untuk mendapatkannya

Meskipun satu sekolah, aku dan "K" hidup di dunia yang berbeda. Ia menghabiskan waktunya bersama bola dan genknya, sedangkan aku? Aku mengabisakan waktuku bersama para si kutu buku di kelas unggulan, kegiatan ekstrakulikuler, dan kegiatan OSIS di sekolahku..

Percayalah, setelah aku mengenal dia, hidupku berubah… Hidupku semakin berwarna dan setiap hari aku selalu bahagia. Sepanjang hari, sepanjang minggu, bahkan setiap kali aku ingat dia, perasaanku jungkir balik tidak karuan seperti sebelum kompetisi besar. Lalu kusadari aku mengambil berbagai jalur yang berbeda menuju kelas hanya karena ingin berpapasan dengannya, dan hal itu terjadi… oh Tuhan! Kami tidak saling bicara…! Padahal aku inikan sudah menjadi pacarnya….? Apakah dia lupa…?

Kejadian itu bukan hanya terjadi pada satu kali saja, tapi berkali-kali. Cewek mana yang takkan marah dengan sikap ketidakpedulian seperti itu? Saat itu aku kecewa sekali kepadanya tapi aku tetap bersabar dan mencoba untuk memahaminya kenapa dia dapat berbuat seperti itu. Padahal andai dia tahu, bahwa dialah cowok pertama yang kukencani dimana aku tidak teropsesi oleh rambutnya, berat badannya, kepintarannya, atau penampilannya. Dan dia adalah cowok pertama yang kupamerkan didepan teman-temanku pada saat rapat OSIS.

“Siapa? "K" dari kelas 8D itu?” kata Lala sahabatku.

“Iya..!” jawabanku dengan penuh semangat.

“Hhahahahaha… Yang benar aja? Kasihan sekali kamu..!” seru Indhes, Gaby mengejek.

Saat itu aku hanya terdiam.

Tidak lama kemudian semua teman-temanku membahas tentang cinta.

“Jika ada cowok yang mencintai kita karena wajah kita berarti itu bukan cinta tetapi nafsu, jika ada cowok yang mencintai kita karena kebaikan kita itu bukan cinta tapi dia ingin mebalas budi kita. Sedangkan ada cowok yang mencintai kita dan tidak tahu apa alasannya berarti dia benar-benar mencintai kita,” kata Gaby.

Setelah mendengar Gaby, tiba-tiba aku teringat.

Saat itu merupakan hari pertama aku jadian dengan "K" dan saat itu aku bertanya kenapa dia menyukaiku? Dan dia menjawab, karna kamu “cantik, baik dan enak diajak ngobrol.” Sedangkan ketika dia menanyakan balik aku menjawab, “aku tidak tahu kenapa aku bisa menyukaimu.”.

Dari kejadian itu aku mulai meragukan penilainku sendiri. "K" memang tidak salah satu cowok terpopuler dan terpintar di sekolahku. Jadi dia benar-benar mengerti arti kata “pacaran” sesungguhnya? Atau mungkin dia hanya mempermainkanku saja? Setelah selesai membuat daftar kejelekannya, aku yakin ia sama sekali tidak cocok untukku. Kensa tidak menyukai bahasa jawa padahal aku adalah orang jawa. Aku sering malas belajar hanya untuk menemaninya menonton bola sehingga prestasiku di kelas merosot jauh dari yang dulu. Dalam pikiranku, hubungan kita takkan berhasil.

Pada awalnya aku mencoba berbagai cara untuk memperbaiki hubunganku dengannya. Salah satunya aku menyusuhnya untuk lebih peduli denganku. Aku berharap dia akan mengerti sendiri apa yang aku maksud. Tetapi dugaanku salah… keadaan sama sekali tidak berubah. Akhirnya tanpa berpikir lagi, pada tanggal 29 April 2009, aku memutuskan hubunganku dengannya. Tepat satu bulan lebih tiga hari aku memutuskannya…

Aku hancur...

Aku sedih…

Aku kecewa…

Dan yang terpenting, aku menyadari akan sesuatu…

Andai saja aku tidak mendengarkan perkataan teman-temanku, aku yakin hal ini tidak akan terjadi, aku akhirnya sadar bahwa akulah yang akan pertama kali menjadi dewasa.

Aku ingin sekali menceritakan bahwa cerita ini berakhir dengan bahagia, bahwa aku memohon supaya "K" dapat menerimaku kembali, tapi dugaanku salah… Yah, yang jelas dia tidak menerimaku kembali. Tapi aku memohon. Aku benar-benar memohon hingga aku meminta bantuan kepada salah satu radio yang ada di kotaku untuk bersedia menjelaskan semua ini. Meski aku tahu dia tidak akan mendengarkan radio. Sedangkan di sekolah aku selalu membuntutinya ke mana-mana. Boleh dibilang aku menguntitnya saat menyadari semuanya sudah terlambat.

Meski aku tahu dia tidak akan menerimaku kembali tapi rasa sayang, peduli dan perasaan cemburu akan masih tetap ada untuknya. Aku masih merasa agak sedih setiap kali teringat dirinya dan apa yang sebenarnya terjadi, tapi aku juga bersyukur telah mendapat pelajaran itu. Sekarang aku tahu lebih banyak tentang siapa diriku. Tak peduli apa pendapat atau komentar teman-temanku karena aku tahu betul apa yang menjadi kebutuhanku. Jadi, Kensa, kalau kau sedang membanca ini…… terima kasih.





Teresia Olivia Alit Imawarni

SLALU BEGITU

Dear Lemon Tea,

Hmmm.. aku mau ngasih tau sebuah puisi yang sempat membuat hatiku jadi gimanaaaa gitu..... hehehe...
Langsung ajah Yha... Judul puisinya adalah SLALU BEGITU... Bukan begini Lhooo... =D

SLALU BEGITU
by Mr. K

Membaca puisiku yang dulu,
betapa rumitnya seperti cintaku padamu..
sementara kata sejatinya sederhana
Ku buka halaman buku puisi itu,
ungkapan cinta tenggelam
dipuncak kata yang jauh,
slalu begitu....

Aku mengenangmu lewat puisi-puisi itu
lewat cinta yang belum kamu tau
kenapa aku baru sadar disaat kau tak ada
disaat aku tau bagaimana menulis puisi cinta..
Tapi , ah, aku tulis saja puisi ini,
sebagai ungkapan cinta yang sia-sia

Slalu, Slalu begitu....
Puisi tak pernah bisa,
dan aku tetap menulisnya..
Slalu, slalu begitu...
Puisi tak pernah,
dan ada saja yang membacanya...

Hmmm.. setelah aku membaca isi puisi itu, aku rasa kok dia itu ngannggep kalo cintanya (buat aku) itu sia-sia ya..? apa jangan-jangan bukan buat aku... =(
Hmmmm.. ya sudahlah... toh itu haknya dia maw suka sama sapa aja...
aku kan bukan siapa-siapanya...
=)
.
.
.
(Berusaha tersenyum.. padahal lagi nangis nihhh....T.T)
Makanya bagi temen-temen yang lagi jatuh cinta... jangan skali-kali lengah dn ngrasa GeEr... maksudku.. janganlah kita ngrasa si doi juga menyukai kita kalo tidak ada suatu kepastian/lebel kalo dia juga punya perasaan yang sama kaya kita,.,
heheh...